Hai travelmen! Jumpa lagi bersama Koko Sten yang akan berbagi informasi menarik seputar wisata. Sekarang aku mau membahas tentang perjalanan wisata yang aku lakukan bersama teman-temanku beberapa waktu yang lalu dan memberikan kesan yang indah. Spesial untuk kalian, aku membaginya menjadi rekomendasi wisata ala kokosten di Jawa Tengah. Yuk, simak terus!
1. Puncak Sikunir
Destinasi pertama kami adalah di salah satu dataran tinggi di Jawa Tengah yaitu Kawasan Wisata Dieng. Dataran tinggi ini masuk wilayah Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara. Perjalanan dimulai dari Surabaya ke Dieng sekitar 7 jam perjalanan darat. Kami mengincar kedatangan saat pagi hari sehingga dapat menikmati matahari terbit dari Puncak Sikunir, Dieng.
Perjalanan ditempuh tiga puluh hingga empat puluh lima menit dari parkiran hingga puncak Sikunir. Jalan setapaknya sudah lebih baik dibandingkan beberapa tahun yang lalu. Kawasan Dieng memang selalu berusaha membuat wisatawannya nyaman. Sebagian track-nya juga terdiri dari tangga yang membuat kami lebih ringan mendaki apabila dibandingkan jalan menanjak. Bila mendekati puncak, maka jalur bebatuan dan tanah menjadi hal yang wajar ditemui. Jadi persiapkan diri kalian jangan sampai salah memakai sepatu ataupun pakaian ya! Selalu utamakan kenyamanan dan keamanan bila dibandingkan dengan gengsi.

Pemandangan di Puncak Sikunir memang unik dan tak tertandingi. Disana kami dapat melihat bukit dan rangkaian pegunungan lain. Hawa dingin bukan jadi suatu hal yang aneh di Puncak Sikunir. Lokasi wisata ini ada di Desa Sembungan yang merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa. Bila kalian ingin melihat sunrise, aku menyarankan agar berangkat setelah tengah malam atau sebelum matahari terbit. Tenang dan tidak perlu ragu karena banyak sekali homestay maupun penginapan yang bisa menjadi pilihan. Harganya pun bervariasi sesuai dengan fasilitas yang ditawarkan. Fasilitas parkir yang luas, kamar mandi, mushola, warung makanan adalah hal yang bisa ditemui di tempat wisata ini.
2. Kawah Sikidang
Kawasan Dieng memiliki banyak wisata dalam satu cakupan wilayah. Tak hanya Puncak Sikunir, disana juga ada Kawah Sikidang yang hanya berjarak kurang lebih 5 Km atau 20 menit perjalanan darat. Pastikan ketika mengunjungi kawasan Dieng, kalian juga mengunjungi objek wisata unggulan ini. Pesona putihnya kawah vulkanik dibentuk dari letusan Gunung Prau yang terjadi ratusan tahun yang lalu.
Kawah Sikidang Dieng ini memiliki aroma khas belerang yang kuat. Pastikan kalian membawa penutup hidung atau masker agar pernapasan kalian tetap normal. Berbeda dari wisata kawah lain, Sikidang punya jarak dari tempat parkir hingga ke lokasi utamanya yang tidak jauh. Jalurnya pun ramah untuk semua orang dan ditempuh dalam waktu yang cepat. Untuk menemani menikmati indahnya kawah, warung-warung disana menyediakan kuliner khas yaitu Sagon. Sagon berupa camilan yang dibuat dari tepung beras, kelapa, dan gula. Uniknya lagi dalam proses pembuatan tidak menggunakan air ataupun minyak. Harga sagon original adalah Rp 5.000,00 dan apabila kita ingin mencoba sagon dengan butiran coklat sebagai pengikat cita rasa hanya merogoh kocek sebesar Rp 6.000,00. Murah sekali, kan? Sekali makan sudah membuat lapar menghilang bahkan membuat ketagihan karena memang benar-benar enak. Bisa juga sebagai teman ngopi atau ngeteh agar lebih lengkap.
3. Indahnya Panorama Bukit Pandang Ratapan Angin
Satu setengah kilometer dari Kawah Sikidang ada juga Bukit Pandang Ratapan Angin dan Dieng Plateau Theatre. Lokasi kedua destinasi ini berdekatan. Pagi atau sore hari adalah saat yang pas untuk menikmati panorama Bukit Ratapan Angin. Pemandangan diatas bukit yang sangat menakjubkan dengan spot Telaga Warna. Dinamakan telaga warna karena warna telaganya memang berbeda. Hal ini diakibatkan oleh kandungan sulfur yang berbeda sehingga ketika ada sinar matahari menyebabkan pantulan warna yang bervariasi.
Bioskop kecil pun melengkapi keingintahuan pengunjung akan kondisi dan kekayaan wisata Dieng di Dieng Plateau Theater. Kalau kalian belum memiliki rancangan jadwal saat ke Dieng, bioskop ini bisa jadi opsi kalian. Menyajikan karya audio visual berupa film dokumenter yang informatif, semua saja dapat menyaksikannya dengan nyaman. Film tersebut ditayangkan dengan durasi 23 menit yang mengenalkan Dieng dan orang yang bermukim disana. Tersedia subtitle juga sehingga cocok untuk wisatawan domestik maupun mancanegara.
4. Candi Arjuna
Selain wisata alam dan edukasi, Dieng juga memiliki wisata sejarah. Salah satu wisata sejarah yang ada di Dieng adalah Kompleks Candi Arjuna yang luasnya hingga 1 hektare. Candi Arjuna juga berdampingan dengan Candi Srikandi, Candi Semar, Candi Puntadewa, dan Candi Sembadra. Tak jauh dari sana juga ada Candi Setyaki yang dibangun untuk memuja Dewa Syiwa. Harga tiket masuk Candi Arjuna ini hanya Rp 15.000,00 saja. Benar-benar ramah di kantong wisatawan, kan?
Upacara pemotongan rambut gimbal biasanya juga diadakan di Komplek Candi Arjuna. Upacara ini diadakan tiap tahunnya juga bersamaan dengan Dieng Culture Festival. Konon rambut gimbal dipotong agar di masa yang akan datang anak-anak tersebut tidak terkena sial. Budaya dan keanekaragaman tradisi menjadi ciri khas Indonesia, salah satunya di Jawa Tengah ini. Sehari sebenarnya tidak cukup untuk menikmati seluruh wisata yang ada di kawasan wisata Dieng. Bila kalian punya waktu lebih, alokasikan dua hingga tiga hari melihat panorama indah di kawasan ini. Dijamin tidak akan mengecewakan!
5. Menantang Adrenalin di Sungai Elo
Menikmati alam kawasan Dieng sudah dilakukan, selanjutnya kami memacu adrenalin di Magelang, Jawa Tengah pada hari berikutnya. Wisata arung jeram Sungai Elo menjadi pilihan kami menikmati liburan. Ada dua arung jeram yang berbeda tingkat kesulitan yaitu di Sungai Elo dan Sungai Progo. Sungai Progo jalurnya lebih ekstrim apabila dibandingkan Sungai Elo. Kalau ingin menikmati alam dan bersantai, aku sarankan agar memilih jalur arung jeram Sungai Elo.
Masing-masing perahu karet akan dioperasikan oleh operator atau pemandu yang sudah berpengalaman dan bersertifikat. Keamanan menjadi hal yang diutamakan dari wisata alam yang memacu adrenalin ini. Peminat dari arung jeram ini sangat banyak dan membludak apabila musim liburan tiba. Pastikan kalian melakukan pemesanan terlebih dahulu sebelum kesana agar tidak menunggu terlalu lama. Pengarungan sungai Elo berlangsung selama dua sesi. Sesi pertama dimulai dari titik awal hingga rest area untuk menikmati kelapa muda dan makanan tradisional. Eitss! Tidak perlu biaya lagi karena sudah termasuk di dalam fasilitas yang disediakan untuk masing-masing peserta arung jeram. Durasi pengarungan sesi pertama kira-kira satu setengah jam. Setelah istirahat cukup selama 30 menit, maka akan dilanjutkan sesi kedua pengarungan selama 1 jam hingga titik akhir.
Selama pengarungan kita akan melihat banyak sekali tanaman tropis di pinggir sungai, seperti: tanaman bambu, pisang, kelapa dan pepohonan besar lainnya. Seringkali kami juga menjumpai penduduk sekitar yang sedang memancing dan mencari ikan. Arung jeram di sungai Elo ini tidak membutuhkan keahlian khusus bahkan yang tidak bisa berenang sekalipun. Fasilitas pelampung, helm, dan P3K juga menjamin keselamatan kalian.
Rafting Elo ini sangat mengesankan. Kita tak hanya ikut menikmati wisata air yang menggungah adrenalin, tapi juga membuat dekat dengan teman satu perahu. Pemandunya juga sangat ramah sehingga membuat perjalanan begitu asyiknya. Wisata ini merupakan wisata yang tidak pernah dilupakan dan bisa kalian pilih bila ingin jalan-jalan dengan teman dekat kalian.
6. Bukit Rhema nan Artistik
Sebagai penutup atas kekaguman destinasi Jawa Tengah, kami mengunjungi Bukit Rhema atau yang biasa dikenal dengan sebutan Punthuk Setumbu ataupun Gereja Ayam. Lokasinya ada di masih ada di Magelang, Jawa Tengah. Walaupun banyak yang menyebutnya Gereja, namun bangunan ini dapat digunakan oleh siapapun, termasuk umat Islam, Buddha, Hindu, Konghucu, dan umat Kristen maupun Katolik. Benar-benar mewujudkan makna Bhinneka Tunggal Ika, kan? Keren!
Usut punya usut, Daniel Alamsjah yang membangun Gereja ini mendesainnya dengan bentuk mirip merpati. Namun ketika dilihat dari udara, bentuknya lebih mirip ayam sehingga masyarakat sering salah sebut. Bukit Rhema terdiri dari 7 lantai yang memiliki cerita unik berupa perjalanan doa, mukjizat, hingga kearifan lokal. Biaya masuk ke bangunan ini sebesar Rp 10.000,00 untuk wisatawan domestik baik anak kecil maupun dewasa. Sedangkan untuk wisatawan mancanegara dikenakan biaya Rp 25.000,00. Namun untuk update harga, aku belum bisa memastikan karena sudah lama tidak kesana.
Kita dapat melihat pepohonan, pemukiman, dan bangunan Candi Borobudur dari kejauhan. Apabila kita mengunjungi pagi dan sore hari, matahari akan begitu indahnya menyinari pepohonan dan memberikan warna gradasi. Pemandangan ini dapat dirasakan ketika naik di lantai tertinggi di mahkota bangunan menyerupai merpati itu.
Terdapat fasilitas café untuk pengunjung agar dapat menikmati suasana Bukit Rhema. Pemandangan hijau terbentang luas membuat pikiran lebih tenang dan sejenak melupakan penatnya kehidupan. Tiap pengunjung pun dapat menukarkan tiketnya dengan makanan ringan berupa singkong.


7. Candi Borobudur
Kami juga mengunjungi Candi Borobudur yang lokasinya tidak jauh dari Bukit Rhema yang berada di Magelang, Jawa Tengah. Wisata ini patut dikunjungi karena memberikan edukasi yang baik untuk generasi muda agar tidak lupa sejarah Indonesia. Hal pertama yang jadi kekaguman adalah susunan batuan yang tidak digabungkan dengan adonan semen. Apalagi berat batuannya ratusan kilogram membuat makin takjub. Lukisan langit bewarna jingga di sore hari membuat candi ini semakin eksotis. Indahnya wisata Indonesia!
Nah, itu dulu artikel dari Koko Sten, pastinya wisata Jawa Tengah akan membuat kalian rindu untuk kembali. Wisata alam, sejarah, dan edukasi pun lengkap memenuhi ekspetasi wisatawan yang berkunjung. Semoga rekomendasi wisata ala kokosten ini bisa bermanfaat untuk kalian ya, travelmen! So, stay positive and keep traveling. Sampai jumpa di kesempatan berikutnya!